Minggu, 09 Oktober 2011

Para Pengunjung Yang Terhormat,
Dengan perasaan tulus dan ikhlas kami menyuguhkan berbagai informasi  panorama dan keindahan alam, obyek  dan daya tarik wisata Hutan Lambusango.
Provinsi Sulawesi Tenggara secara geografis dibagi dalam dua fisik wilayah yaitu Daratan dan Kepulauan.Sulawesi Tenggara memiliki potensi obyek wisata yang tidak kalah menarik dan keunikannya dibanding dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia dan menarik untuk dikunjungi.
Bagi anda yang melaksanakan perjalanan libur dan berwisata di Sulawesi Tenggara, anda akan menikmati panorama alam yang sangat indah di Hutan Lambusango yang mungkin dapat membahagiakan  anda. 
Semoga Blog ini dapat menjadi bahan untuk mengenal lebih dekat Hutan Lambusango dan menjadi referensi anda untuk berkunjung ke Sulawesi Tenggara  sebagai salah satu Provinsi di Indonesia yang cukup beragam potensi sumber daya alamnya, dan Kabupaten Buton yang menyimpan potensi Hutan Lambusango yang memukau


Salam Sultra, Salam Lambusango

Sekilas Lambusango
Berbicara tentang Hutan Lambusango perlu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Hutan Lambusango adalah bukan semata hutan yang berada di sekitar Desa Lambusango, melainkan merupakan ekosistem hutan alam tropis dataran rendah yang berada di Pulau Buton bagian Selatan.Secara administratif wilayah ini berada di Kabupaten Buton (Kecamatan Kapontori,Lasalimu,Lasalimu Selatan,Siontapina,Wolowa,dan Pasarwajo).Berdasarkan statusnya dapat dibedakan menjadi tiga; (1) Suaka Marga Satwa (SM)Lambusango (kurang lebih 28.510 ha); (2) Cagar Alam (CA) Kakenauwe (kurang lebih 810 ha).Keduanya saat ini berada dibawah pengelolaan Departemen Kehutanan (Balai Konservasi Sumber Daya Hutan,Sulawesi Tenggara/BKSDA); (3) Kawasan Hutan Lindung dan Produksi yang berada dikawasan Konservasi (kurang lebih 35.000 ha)yang dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Buton (Dinas Kehutanan Kabupaten Buton).

Hutan Lambusango memiliki keragaman hayati yang tinggi
Istilah keragaman hayati digunakan utuk menggambarkan keaneka ragaman bentuk-bentuk kehidupan;peran ekologis yang ditampilkan, dan keanekaragaman genetis yang dikandungnya.
Keaneka ragaman hayati membentuk dasar bagi kelangsungan semua kehidupan dibumi.Tumbuhan dan satwa yang berbeda menjalankan fungsi-fungsi ekologis yang sangat menentukan bagi kehidupan kita.Tumbuhan menyediakan makanan bagi kita, pepohonan menyediakan kayu untuk bangunan,kemudian kulit kayu,daun,buah dan bunga dapat dimakan atau penting sebagai sumber bahan obat-obatan.pohon yang tinggi memberikan naungan, makan dan perlindungan bagi satwa,serta menopang rotan.
Singkatnya keragaman hayati menyediakan tumbuhan dan satwa yang beragam,dimana darinyakita dapat menuai berbagai manfaat langsung maupun tidak langsung.Kondisi inilah yang selama ini menjamin lingkungan kehidupan kita terasa tetap aman,nyaman dan sejahtera.
Sedangkan yang dimaksud dengan keragaman hayati endemik adalah keragaman jenis tumbuhan dan satwa yang hanya dijumpai diwilayah tertentu saja.Hutan Lambusango memiliki kekayaan satwa endemik Sulawesi,artinya sebagian besar satwa endemik (yang hanya dijumpai) disulawesi dapat ditemukan di Hutan Lambusango.
Hutan Lambusango memiliki lima satwa kebanggaan (flagship species), yaitu  anoa (Bubalus sp.),Kuskus (phalanger ursinus), Julang Sulawesi (Burung Halo,Aceroscassidix),Andoke (Macaca ochreata brunescens) dan Tangkasi (Tarsius sp.). Kelima satwa tersebut merupakan satwa endemik Sulawesi yang dapat ditemukan di Hutan Lambusango.
 Endemisitas yang tinggi ini telah terbukti mampu memacu rasa keingin tahuan para ahli konservasi biologi, sehingga mereka tidak merasa rugi jauh-jauh, dan menghabiskan banyak uang untuk berwisata ilmiah di Hutan Lambusango.bahkan tidak sedikit diantara mereka yang telah datang berkali-kali,alasan utamanya karena Hutan Lambusango mamiliki keunikan dan eksotisitas yang tinggi.
Kutipan Buku Nasionalisme Lingkungan
oleh EDI PURWANTO

Hutan Lambusango "masih"menjadi rumah Anoa
Anoa merupakan sapi kerdil (keluarga Bovini/sapi-sapian) yang merupakan satwa endemik Sulawesi (dan pulau lepas pantai,termasuk pulau Buton). Dan merupakan satwa yang dilindungi oleh hukum baik secara nasional (UU No.5 Thn 1990,PP No.8 Tahun 1999) maupun internasional. Berburu Anoa dan memperdagangkan Anoa merupakan kegiatan melanggar hukum.Didunia ini jumlah populasi Anoa diperkirakan kurang dari 300 ekor (sebagian besar habitat Anoa berada di Taman Nasional (TN)Lore Lindu, TN Bogani Nani-Wartabone, TN Rawa Aopa Watumohai, Cagar Alam (CA) Lambusango, CA Buton Utara.
dimana sekitar 100 ekor atau sepertiganya berada di Hutan Lambusango (HL).Dengan demikian dapat dikatakan bahwa HL merupakan benteng terakhir bagi keberadaan Anoa di dunia yang sekaligus menjadi maskot Provinsi Sulawesi Tenggara. Sayangnya , jumlah satwa kebanggaan Bumi Anoa ii terus merosot karena kerusakan habitat dan perburuan liar.
Sebagaimana diketahui bahwa Anoa adalah satwa yang sangat sensitif dan peka terhadap kehadiran manusia dan menyukai hutan-hutan primer yang tidak pernah didatangi manusia.Oleh karena itu, ketika hutan mulai dirambah manusia untuk lahan pertanian,ditebang pohon dan rotannya, maka Anoa semakin terdesak dan semakin masuk kehutan  atau kebukit-bukit  yang jarang didatagi manusia akibatnya habitat mereka menjadi semakin sempit, makanan semakin terbatas. Semakin terisolirnya habitat Anoa berdampak pada merosotnya keragaman genetik dan meningkatnya resiko kepunahan populasi.

Kutipan Buku Nasionalisme Lingkungan
oleh EDI PURWANTO

 BURUNG HALO sang rupawan Sulawesi

Masyarakat Sulawesi Tenggara (Khususnya Buton )meyebut Burung Halo, orang Sulawesi Utara menyebut  Burung Tahun/Taong, orang kebanyakan menyebut Burung Rangkong, peneliti Burung menyebut Julang Sulawesi (Aceros cassidix), sedangkan pengamat Burung asing menyebut red-knobbed hornbill yang artinya Burung berparuh tanduk (horn-bill) dan berjendul merah (red-knobbed).
Dihutan-hutan Sulawesi, burung ini begitu mudah dilihat,karena tubuhnya besar (beratnya sekitar 2,5 kg), panjang tubuh dan bentangan kedua sayapnya lebih dari satu meter, buluhnya indah, kepak sayapnya menimbulkan suara seperti helikopter. Burung Rangkong termasuk burung yang suka bersuara (Vocal), suaranya begitu jelas da mirip suara anjing (kwok-kwok,kwok-kwok).
Burung jantan berjendul merah, dengan bulu leher berwarna kuning, sedangkan betinanya berjendul kuning (dengan ukuran yang lebih kecil) dengan bulu leher berwarna hitam. baik jantan maupun betina memiliki gelambir warna biru yang berada dibawah paruhnya (Lihat Gambar), gelambir ini berfungsi sebagai kantong penyimpan buah. Ukuran tubuh jantan sedikit lebih besar dari pada betina.
Burung Julang Sulawesi termasuk keluarga Rangkong (Bucerotidae) yang memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih besar dibanding rata-rata Rangkong di Asia dan Afrika. Di dunia kini tercatat 57 spesies rangkong, burung ini juga tersebar disebagian besar wilayah Indonesia. namun demikian, Burung Rangkong dengan ciri fisik (morfologi) sebagaimana disebutkan, merupakan jenis yang hanya ditemukan  di Pulau Sulawesi dan sekitarnya. Karena itu Burung ini (selanjutnay disebut dengan Burng Halo)  merupakan spesies endemik Sulawesi.

Kutipan Buku Nasionalisme Lingkungan
oleh EDI PURWANTO


Peta Pulau Buton(SulawesiTenggara)